Pages

Miftakhul Furqon. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

DATA PENELITIAN

-        DATA DAN JENIS DATA PENELITIAN.

penelitian yang kita lakukan pasti tidak akan terlepas dari keberadaan data yang merupakan bahan baku informasi untuk memberikan gambaran spesifik mengenai obyek penelitian. Data adalah fakta empirik yang dikumpulkan oleh peneliti untuk kepentingan memecahkan masalah atau menjawab perta- nyaan penelitian. Data penelitian dapat berasal dari berbagai sumber yang   dikumpulkan dengan menggunakan berbagai teknik selama kegiatan pene- litian berlangsung.

o   DATA BERDASARKAN SUMBERNYA

Berdasarkan sumbernya, data penelitian dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu data primer dan data sekunder.

1.   Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan penyebaran kuesioner.

2.   Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.
Pemahaman terhadap kedua jenis data di atas diperlukan sebagai landasan dalam menentukan teknik serta langkah-langkah pengumpulan data penelitian.

o   BERDASARKAN SIFATNYA

Berdasarkan bentuk dan sifatnya, data penelitian dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu data kualitatif (yang berbentuk kata-kata/kalimat) dan data kuantitatif (yang berbentuk angka). Data kuantitatif dapat dikelompokkan berdasarkan cara mendapatkannya yaitu data diskrit dan data kontinum. Berdasarkan sifatnya, data kuantitatif terdiri atas data nominal, data ordinal, data interval dan data rasio.

1.    Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif diperoleh melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, diskusi terfokus, atau observasi yang telah dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video.

2.    Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan bentuknya, data kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan teknik perhitungan matematika atau statistika. Berdasarkan proses atau cara untuk mendapatkannya, data kuantitatif dapat dikelompokkan dalam dua bentuk yaitu sebagai berikut:
1.    DATA SIKRIT
2.    DATA KONTINUM



SUMBER : https://csuryana.wordpress.com/2010/03/25/data-dan-jenis-data-penelitian/
»»  READMORE...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

HIPOTESIS PENELITIAN

1. PENGERTIAN HIPOTESIS.

- Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah tersebut dinyatakan dalam bentuk sebuah pertanyaan yang akan ditanyakan. Dikarenakan semua jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Disisi lain hipotesis juga dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.

- Pada penelitian ini juga penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, pada penelitian kualitatif hipotesis tidak bisa dirumuskan melainkan dapat menemukan sebuah hipotesis, selanjutkan hipotesis akan diuji dengan pendekatan kuantitatif.

- Berikut ini beberapa penjelasan mengenai hipotesis yang baik :

1. Hipotesis harus menduga hubungan diantara beberapa variabel.
    hipotesis harus dapat menduga hubungan antara dua variabel atau lebih, disini harus dianalisis variabel-variabel yang dianggap turut mempengaruhi gejala-gejala tertentu .

2. Hipotesis harus dapat diuji
    Hipotesis harus dapat diuji untuk dapat menerima atau menolaknya, hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan data-data empiris.

3. Hipotesis harus konsisten dengan keberadaan ilmu pengetahuan.
    Hipotesis tidak bertentangan dengan pengetahuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Hipotesis dinyatakan secara sederhana.
    Suatu hipotesis akan dipresentasikan kedalam rumusan yang berbentuk deklaratif.

2. MENGUJI HIPOTESIS.
    Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu sebuah penelitian tentang hipotesis harus mencari situasi empiris yang memberi data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Setelah mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan suatu hipotesis, apakah harus menerima atau menolak hipotesis tersebut.
»»  READMORE...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

METODE ILMIAH

Metode Ilmiah atau proses ilmiah merupakan suatu proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Ø  Metode Ilmiah memiliki ciri-ciri keilmuan
1.    Rasional: sesuatu yang masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia.
2.    Empiris: menggunakan cara-cara tertentu yang dapat diamati dengan menggunakan panca inderaSistematis: menggunakan proses dengan langkah-langkah logis.

Ø  Unsur metode ilmiah
    Unsur utama metode ilmiah adalah pengulangan empat langkah berikut:
  1.     Karakteristik (pengamatan dan pengukuran).
  1.    Hipotesis (penjelasan teoretis yang merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran).
  2.     Prediksi (deduksi logis dari hipotesis).
  3.      Eksperimen (pengujian atas semua hal di atas.

Ø  Syarat-syarat Metode Ilmiah, diantaranya
1. Obyektif, artinya pengetahuan itu sesuai dengan objeknya atau didukung metodik fakta empiris.
2. Metodik, artinya pengetahuan ilmiah diperoleh dengan menggunakan cara-cara tertentu yang teratur dan terkontrol.
3.Sistematik, artinya pengetahuan ilmiah itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan yang lain saling berkaitan.

Universal, artinya pengetahuan tidak hanya berlaku atau dapat diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja tetapi semua orang melalui eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama.

2.2.       Ø TUJUAN METODE ILMIAH
Tujuan dalam mempelajari metode ilmiah adalah salah satu bentuk harapan untuk masa depan.  Oleh karena itu, dalam penulisan ilmiah kita tidak diperbolehkan asal menulis atau mengindahkan kaidah-kaidah dalam penulisan ilmiah.  Dalam penulisan ilmiah, kita harus mempunyai metode agar tulisan dapat dipahami dan dimengerti oleh pembaca dikemudian hari.  Berikut beberapa tujuan dalam mempelajari metode ilmiah :
1.    Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta secara sistematis,
2.     Meningkatkan keterampilan dalam menulis berbagai karya tulis, dan
3.     Meningkatkan pengetahuan tentang mekanismen penulisan karangan ilmiah.

ØSIKAP ILMIAH
1.   Sikap Ingin Tahu : apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiea; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
2.   Sikap Kritis : Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan; Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
3.   Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.
4.   Sikap ingin menemukan : Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
5.   Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
6.   Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
7.   Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya

sumber : 
http://arrafahmarzuqoh.blogspot.com/2014/12/makalah-pokok-bahasan-metode-ilmiah_24.html
»»  READMORE...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KARANGAN / TULISAN

- PENGERTIAN KARANGAN.
    
     Sebelum masuk kedalam materi tentang karangan. Kita harus memahami apa itu makna kata dari mengarang itu sendiri. Sebelum memasuki kata karangan yang kita harus ketahui dan kita lakukan yaitu mengarang sebuah artikel atau paragraf. Jika kita sudah mengarah itulah yang menghasilkan suatu karangan yang akan saya bahas. Mengarang itu bisa disebut juga sebagai menyusun. Misalnya kita ambil dari sebuah KARANGAN BUNGA. nah disitu kita akan mengarang semua tentang bunga,Sebenarnya awalnya kata merangkai itu tidak berkaitan dengan kata menulis. Cakupan kata-kata merangkai mula-mula terbatas pada pekerjaan yang berhubungan dengan benda konkret seperti yang tadi sudah dicontohkan yaitu merangkai bunga tau juga bisa merangkai yang lainnya sesuai dengan keinginan kita. 
    
    Sebenarnya mengarang itu tidak hanya dan tidak harus dalam bentuk tertulis, bisa dengan hanya berkomunikasi. Kegiatan mengarang juga menggunakan bahasa mediumnya dapat berlangsung secara lisan. Sebagai contoh kita ambil dari orang yang sedang berpidato atau melakukan diskusi. Dari situlah seseorang melakukan karangan. Pertama yang dilakukannya adalah berfikir dengan matang sebelum dia ucapkan secara lisan. Didalam otaknya pun terlebih dahulu mengarang sebelum mulutnya berbicara. Macam karangan ada banyak. Kita ambil contoh dari karangan lisan. Karangan lisan itu didapat dari apa yang orang katakan. Sedangkan Karangan tertulis itu didapat dari pembicaraan yang tidak dilanjutkan melainkan ditulis untuk melanjutkan suatu diskusi. Pada saat berbicara, Sang pembicara itulah yang sebenarnya "bekerja keras" mengorganisasikan isi dari pembicaraan agar teratur, terfokus, sambil memikirkan susunan kata. 

- PENGGOLONGAN KARANGAN.
 
=> Menurut bobot dan isinya.
     1. Karangan Ilmiah
         merupakan suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu tersusun menurut metode sistematika penulisan.
     
      2. Karangan Semi Ilmiah.
          merupakan suatu karangan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan.
      
      3. Karangan Non Ilmiah.
          merupakan suatu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi.
»»  READMORE...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS